Setiap kali kita mendengar ada seseorang pejabat atau Presiden yang baru dilantik, biasanya akan berpidato ataupun berjanji yang muluk. Tapi renungkanlah ketika Abu Bakar Ash Shidiq diangkat menjadi
seorang Khalifah (setingkat Presiden atau Raja).
Beliau berpidato:
"Hai kaum Muslimin, saya telah diangkat sebagai pemimpin kalian, tetapi itu tidak berarti bahwa saya adalah yang terbaik diantara kalian. Maka jika saya benar, bantulah dan jika saya salah, betulkanlah! Ingatlah, orang yang lemah diantara kalian menjadi kuat disisiku, hingga saya serahkan haknya kepadanya! Dan ingatlah, orang yang kuat diantara kalian menjadi lemah disisiku, hingga saya ambil yang bukan haknya daripadanya. Taatilah saya selama saya mentaati Allah dan Rasul-Nya! Dan jika saya tidak taat, maka tak ada keharusan bagi kalian untuk mentaatiku!"
Dalam sejarah, belum ada seorang pemimpin akn berkata seperti itu. Pidato yang bukan sebagai pemanis atau hanya basa-basi saja, tapi hal itu betul-betul dilaksanakan oleh Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq.
Dari kisah diatas kita dapat mengambil hikmahnya, yaitu..
"Jika kita dipilih sebagai Pemimpin, sudah sepantasnya kita tidak sombong dan hanya untuk membangga-banggakan diri kita atas jabatan kita. Kita harus mencontoh sikap dari Abu Bakar, sudah dipilih sebagai pemimpin, tapi tetap merasa tidak selalu baik dalam semua urusan. Kita juga harus selalu membaur dengan masyarakat kita jika sudah menjadi pemimpin. Karena, yang dinamakan pemimpin itu untuk memimpin, bukan hanya sebagai embel-embel belaka. Ingat! Kedudukan kita esok akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT."
itu mungkin yang bisa saya sampaikan kepada pemimpin-pemimpin dan calon pemimpin. Agar sadar akan jabatan yang diembannya.