Setiap kali terjadi pertempuran dalam melawan orang-orang kafir atau orang yang mengkhianati terhadap Islam. Pastilah Ali maju melawannya. Sudah menjadi kebiasaan dalam perang, sebelum dimulai biasanya diadakan perang tanding.
Ali bin Abi Thalib sebagai pahlawan Islam selalu maju untuk perang tanding dan selalu menang. Suatu ketika Ali perang tanding dengan orang kafir, disaat pedang lawannya jatuh dan Ali akan menebasnya pedangnya kearah leher lawan, tiba-tiba lawannya itu meludah mengenai wajah Ali. Dengan menahan amarahnya beliau malah pergi meninggalkan lawannya begitu saja.
Ketika ditanya oleh kaum Muslimin, mengapa dia malah meninggalkan lawannya yang sudah tidak berdaya. Ali mengatakan:
"pada awalnya saya berperang karena Allah, tapi ketika ia meludahi wajah saya, timbullah amarah saya dan marah datangnya dari Syetan, saya tidak mau membunuh karena Syetan."
Nah, dari kisah diatas kita bisa mengambil hikmahnya, yaitu..
"Kita dalam melakukan suatu hal, seharusnya dilandasi niat karena Allah semata, bukan untuk siapa pun apalagi untuk Syetan. Sesungguhnya, jika kita melakukan suatu hal dengan niat Allah ta'ala, kita akan selalu terjaga dari mala petaka apapun dan terjaga dari godaan syetan yang terkutuk."